Custom Search

Mengintip senjata aplikasi BLACKBERRY

BLACKBERRYAN

Pekan ini Bisnis mengikuti Blackberry Developer Conference 2010 di San Francisco, California, Amerika Serikat. Berikut laporannya.

Di sela-sela Developer Conference (Devcon) itu, penyelenggara layanan Blackberry, yakni Research In Motion (RIM) meng­umumkan sejumlah inisiatif untuk memperkuat lini aplikasinya.

Inisiatif tersebut berupa peluncuran berbagai tools untuk memudahkan pengembang mencari uang dari aplikasi Blackberry. Segmen enterprise adalah salah satu sumber uang yang merupakan captive market dari aplikasi Blackberry.

RIM mendominasi pasar layanan push mail korporasi melalui Black­berry Enterprise Server (BES) yang saat ini instalasinya sudah melampaui 250.000 server di seluruh dunia.

Peluang di segmen ini adalah mun­culnya kebutuhan untuk meng­akses aplikasi bisnis dari peranti ber­gerak, seperti Blackberry, seiring de­ngan mobilitas penggunanya yang se­makin tinggi.

Namun, proses integrasi aplikasi bisnis ke peranti bergerak sangat su­lit dan rumit.

Untuk itu, RIM menjawab dengan menyediakan Blackberry Enterprise Application Middleware (BEAM) yang berfungsi sebagai penghubung antara platform Blackberry dan ber­bagai platform aplikasi bisnis.

Khusus untuk aplikasi itu, RIM menggandeng sejumlah perusahaan peranti lunak bisnis terkemuka, se­perti Oracle, SAP, dan IBM yang produk aplikasi bisnisnya banyak di­pa­kai di enterprise.

Bagi pengembang, mereka tak per­lu lagi menghadapi kompleksitas ke­tika memetakan, merunut, dan me­nyesuaikan setiap komponen apli­kasi bisnis supaya bisa berjalan dari Blackbbery. Mereka cukup memanfaatkan Application Progamming Interface (API) yang sudah disedia­kan RIM.

Jika API yang berbasis teknologi Java ini sulit bagi mayoritas pengembang, kini mereka bisa mendayagunakan keterampilan web, seperti HTML, CSSm, dan JavaScript untuk mem­buat aplikasi melalui platform Blackberry WebWorks.

Melalui platform ini, RIM membuka diri bagi pengembang web tanpa kemampuan Java untuk memba­ngun aplikasi dalam hitungan hari, bahkan jam.

Lewat berbagai kemudahan tersebut, diharapkan akan semakin ba­nyak lahir aplikasi Blackberry dari tangan-tangan pengembang. Tinggal bagaimana kreativitas pengembang membuat aplikasi yang menarik dan memberikan pengalaman berkesan bagi penggunanya. Rupanya, RIM su­dah memikirkan hal ini. Supaya aplikasi semakin menarik-belajar dari popularitas aplikasi Facebook-harus ada fitur-fitur yang memung­kinkan pengguna melakukan aktivitas sosial, seperti dalam jejaring so­sial.

Jejaring sosial RIM tak lain adalah Blackberry Messenger (BBM), apli­kasi pesan seketika dan kolaborasi dengan basis lebih dari 28 juta pengguna. Pengembang bisa memanfaatkan popularitas dan fitur-fitur sosial pada BBM dalam aplikasinya sehingga lebih berkesan dan ber­manfaat bagi pengguna.

Supaya BBM bisa berintegrasi de­ngan aplikasi, RIM menyedia­kan BBM Social Platform sehingga apli­kasi bisa memiliki fitur chatting, mereferensikan aplikasi kepada te­man, bahkan memanfaatkan kamera dan layanan berbasis lokasi. BBM Social Platform berpotensi mening­kat­kan pengalaman pengguna ketika memakai aplikasi game.

Komersialisasi

Setelah pengembangan aplikasi semakin mudah ditambah dengan in­tegrasi ke BBM sehingga lebih menarik, tinggal bagaimana 'meng­uangkannya' sehingga menjadi sumber pendapatan bagi pengembang.

Pertama, aplikasi tersebut harus didistribusikan seluas mungkin se­hingga diketahui pasar. RIM telah menyediakan sarana berupa toko elek­tronik Blackberry App World yang terpasang di hampir semua model ponselnya. Jika sebelumnya RIM menagih US$200 untuk setiap aplikasi, kini pengembang bisa men­daftarkannya secara gratis.

Tahap kedua komersialisasi adalah menemukan model bisnis bagi apli­kasi. Ada dua sumber uang dari aplikasi, yakni dari iklan dan penjualan layanan itu sendiri.

Dalam hal iklan, pada Devcon 2010 RIM meluncurkan Blackberry Advertising Service, bekerja sama dengan jaringan biro iklan digital, yakni lima perusahaan saat ini dan total 13 perusahaan pada akhir ta­hun.

Melalui Blackberry Advertising Service, pengembang tidak perlu pu­sing memikirkan integrasi teknis dari setiap komponen iklan. Cukup dengan penambahan tiga baris kode pada aplikasi, maka iklan pun tayang.

RIM juga akan mengurusi detail bisnis dengan para pemasang iklan. Sebagai mediator mewakili pengembang, RIM menerapkan bagi hasil 60% dari pendapatan iklan bagi pengembang.

Skema bagi hasil ini juga berlaku bagi penjualan aplikasi, yakni 70% bagi pengembang. Peran RIM di sini juga sebagai mediator antara pengembang dan penyedia layanan pembayaran elektronik dan operator seluler.

Jadi, pengembang tidak perlu re­pot berhadapan dengan operator se­luler dan bagi pengguna, mereka bisa membeli aplikasi yang pembayarannya melalui tagihan bulanan atau kartu isi ulang.

Komponen teknis yang memung­kinkan pembayaran ini adalah Blackberry Payment Service SDK Beta, yang versi rilis pertamanya di­perkirakan hadir tahun ini.

Selain pembayaran, komponen teknis yang membantu pengembang menyempurnakan aplikasinya ada­lah Blackberry Analytics SDK bekerja sama dengan WebTrends.

Komponen ini berfungsi memberikan umpan balik dari analisis peri­laku pengguna aplikasi sehingga pengembang bisa menyempurnakannya pada kemudian hari. Seperti halnya komponen lain, cukup beberapa baris kode saja untuk mengaktifkannya.

Akhirnya, sebagai senjata pa­mung­kas agar aplikasi Blackberry tampil menarik, aman, dan andal, baik aplikasi enterprise maupun personal, RIM menawarkan penga­laman menggunakan aplikasi via Blackberry Playbook.

Tablet ini dirancang sebagai alat kerja di lingkungan enterprise atau­pun sebagai peranti multimedia. Di sinilah strategi aplikasi RIM terlihat mendukung satu sama lain, guna memperkuat posisi perusahaan itu dari kompetitornya.

Bagi pengembang, ini berarti mem­perbesar peluang bisnis di pe­ranti bergerak, khususnya platform Blackberry. (er)

bisnis.com/digitalnews




BLACKBERRYAN

Seja o primeiro a comentar

Post a Comment

Enter your email address:

BLACKBERRY TIPS

BLACKBERRYAN © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO